Monday 9 March 2009

berbaGi

0 comments

Assalamu Alaikum

Berbagi, itulah yang pertama kali terekam di otakku ketika aku memulai tulisan ini. Menceritakan sebagian keluh kesahku berarti mengurangi bebanku dengan cara membaginya kepadamu.

Aku mulai saja....
Setelah kejadian dini hari itu, kami sudah tiga kali bertemu. Kami bertemu dengan singkat. Kami berbicara apa adanya dan sangat kaku. Sangat berbeda dengan kebiasan kami dulu.

Kami bisa duduk berjam-jam tanpa henti bicara, tertawa dan saling meledek. Kami bicara tentang segala hal, dari a sampai z, bicara sampai di empat penjuru mata angin dan berbicara tentang semua unsur di bumi. Tapi sekarang....kami hanya berbicara tentang satu hal dan dalam tempo yang sangat singkat.

Tawa kami telah menguap ke udara....

Sangat asing. Aku hampir tidak mengenal dia lagi. Sungguh dia bukan yang kulihat selama ini. Aku menemukan kamuflase di dirinya dari kepala hingga kakinya.

Sore ini, pertemuan kami yang ketiga. Aku berusaha santai. Mengurai kesal yang sempat menggayuti hatiku beberapa hari. Aku bukan berbicara dengan dia yang ku kenal dulu. Aku berbicara dengan orang yang baru. Dengan berpikir demikian aku berharap aku tidak perlu marah, kesal, kecewa atau sedih jika dalam pembicaraan kami yang singkat ada lagi kalimat yang salah. Ada pemahaman yang salah, apakah itu dari aku atau dari dia.

Alhamdulillah, usai sudah pembicaraan kami. Tidak lebih dari lima menit. Tidak ada kemajuan. Tidak ada tanda2 kami akan kembali seperti dulu. Tidak ada tanda2 kami akan menggenggam kembali tawa yang menguap itu. Dia pamit berlalu dan akupun beranjak pergi, dan semua itu tanpa tawa. Tanpa tanya apakah nanti kami ketemu lagi. Benar2 tanpa harapan.